Workshop Nasional dalam Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2022

MPISTAIHA – Hari ini Senin 28 Nopember 2022, Kaprodi MPI STAI Hasan Jufri Bawean menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Webinar Nasional Hari Guru 2022 dengan tema “Meningkatkan Kompetensi Guru Sebagai Manifestasi Semangat Pahlawan di Era Society 5.0

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asosiasi DKLPT (Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi) yang dibuka dengan kata sambutan oleh Nanda Saputra, M.Pd (Dosen STIT Al-Hilal Sigli, Ketua Umum Asosiasi DKLPT, Direktur Yayasan Penerbit Muhammad Zaini dan bertindak sebagai Moderator adalah Ir. St. Hajrah mansyur, S.Kom., M.Cs., MTA (Dosen Universitas Muslim Indonesia)

Adapun Narasumber yang semuanya adalah Anggota Asosiasi DKLPI yakni: 1. Agus Salim Marpaung, M.Hum (Institut Agama Islam Daar Al Uluum Asahan), 2. Heni Novita Sari, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka), 3. Muwafiqus Shobri, M.Pd.I. (STAI Hasan Jufri Bawean), 4. Dr. Sitti Rachmawati Yahya, S.T., M.TI (Universitas Siber Asia/UNSIA), dan 5. Dr. Fitri Nur Mahmudah, M.Pd (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta) namun Narasumber ke-5 berhalangan hadir.

Dalam kesempatan tersebut para narasumber menyampaikan materinya dengan pembahasan yang beragam dan cukup menarik, antara lain tentang Teacher An Agent of Change, Pentingnya Kemampuan Literasi Guru di Era Society 5.0, Guru Ideal di Era Society 5.0 dalam prespektif Islam, dan Penerapan Agen Cerdas dalam Menunjang Kualits Pendidikan

Adapun Kaprodi MPI STAI Hasan Jufri Bawean menyampaian materinya tentang Guru Ideal di Era Society 5.0 dalam prespektif Islam dan mengajak para dosen dan guru untuk senantiasa Belajar tanpa henti, Meningkatkan kompetensi diri, Mendidik generasi sepenuh hati, dan Ikhlas berbagi karena Illahi, kemudian dalam closing statmennya mengutip firman Allah swt QS. Al-Ahzab ayat 21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١

Para guru perlu dan harus mencontoh Rasulullah saw, dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya juga lingkungan sekitarnya sebagaimana GURU dalam dalam filosofi Bahasa Jawa diGUGU dan diTIRU yang artinya Guru layak “digugu” apabila memiliki kompetensi yang dapat dipercaya dan sikap Guru adalah indikator yang menjadikan guru pantas “ditiru”

Materi selengkapnya dapat didownload di link berikut

Leave a Reply